Rabu, 20 Januari 2010

Akulah Allah yang Berkuasa

Ada beberapa teori yang dikembangkan untuk mencoba menjelaskan terbentuknya alam semesta secara ilmu pengetahuan, salah satu adalah teori ledakan besar (big bang). Dalam teori ini dijelaskan bahwa alam semesta terbentuk dari sebuah titik yang meledak dengan dahsyat. Titik tersebut bermassa sangat besar tetapi bervolume nol, karena itu massa jenisnya sangat besar. Dengan terjadinya ledakan, kumpulan massa berserakan dan membentuk group-group yang disebut sebagai galaksi dan terus bergerak menjauhi pusat-nya. Teori ini didukung oleh beberapa hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa galaksi-galaksi memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Salah satu di antaranya adalah penemuan dari astronom berkebangsaan Amerika (Edwin Hubble) yang mengamati perubahan spektrum warna merah dari bintang-bintang. Albert Einstein juga amelalui pengamatannya yang cermat menyimpulkan bahwa alam semesta ini tidaklah statis melainkan dinamis. Diperkirakan bahwa rentang waktu saat meledaknya titik itu hingga sekarang adalah sekitar 13,7 miliyar tahun.

Jika dikorelasikan, teori di atas agak bersesuaian dengan Firman Tuhan yang menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari tidak ada manjadi ada. Hanya saja para ilmuwan yang meyakini teori itu tidak mampu menjawab pertanyaan asal muasal dari titik yang dimaksud dan bagaimana prosesnya hingga dapat meledak. Sepertinya ledakan itu sendiri diyakini terjadi secara kebetulan. Akan tetapi Firman Tuhan menyatakan bahwa ada PRIBADI dibalik itu semua, yaitu ALLAH. Kita percaya dan meyakini bahwa ALLAHlah yang menjadikan alam semesta ini. Penting untuk diingat bahwa terbentuknya alam seesta bukan secara kebetulan, tetapi direncanakan dan dirancang oleh Allah. Ukuran alam semesta tidak akan pernah terukur karena tak terhingga besarnya dan itupun barulah sebatas alam fisis yang dapat ditangkap oleh logika manusia, apa lagi dimensi lain di luar logika. LUAR BIASA! Tuhan yang kita sembah sungguh Maha Besar dan tak terselami serta tak terduga kuasaNya. Tidaklah penting bagi kita untuk mengerti keseluruhan rahasia kebesaran dan kuasa Allah karena hal itu memang tak mungkin bagi kita, namun yang paling penting adalah kit asemestinya menyadari dan mengakui betapa kecilnya kita dan berdampak kepada rasa kagum dan rasa hormat kita keaepda Allah yang dinyatakan melalui ketaatan dan kesetiaan kita sehari-hari.

"O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusaNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya"

sumber: warta jemaat GBKP bandungpusat no.23/B.Pusat/VI/2009

Rabu, 13 Januari 2010

Hidup adalah Persembahan

Ketika Allah selesai mencipta, maka Allah sungguh puas dan Dia melihat bahwa semua ciptaanNya sungguh amat baik dan sempurna (kejadian 1:31). Manusia menjadi citra dan gambar Allah yang sempurna. Allah menciptakan manusia agara melalui manusia kemuliaan Allah dinyatakan. Akan tetapi manusia yang menjadi citra Allah rusak karena dosa. Manusia harus dikembalikan kepada citranya semula. Pertama-tama adalah membebaskan manusia dari status berdosa menjadi menusia baru. Hal ini hanya mungkin dengan anugerah pengampunan oleh darah Yesus. Selanjutnya adalah merubah sifat/karakter manusia lama yang telah rusak akibat dosa menjadi sifat manusia baru. Hal ini adalah suatu proses seumur hidup tanpa henti. Hanya dengan menjadi ciptaan baru disertai karakter yang baik manusia itu dapat menyatakan kasih dan kemuliaah Allah.

Hanya dengan ketaatan dan penyerahan totalitas kepada Allah sifat manusia lama dapat berubah menjadi sifat manusia baru. Untuk itu harus sedia membayar harga tulus dan rela dibentuk meski terkadang menyakitkan. Ada keinginan kedagingan dan selera yang harus dibuang. Ada kebiasaan-kebiasaan baru yang baik yang harus dilakukan meski berat. Ada disiplin rohani yang harus dijalani dan ditaati. Semua ini dirangkum dengan kata mempersembahkan tubuh sebagai ibadah sejati kepada Allah. Beberapa bagian penting dari tubuh yang harus dperhatikan dan dikontrol adalah:

- Pikiran : apa yang senantiasa masuk dalam pikiran dan apa yang dipikirkan akan membentuk sifat dan kepribadian. Manusia cenderung menjadi seperti yang dia pikirkan

- Telinga dan mata: apa yang didengar dan apa yang dilihat akan masuk ke dalam pikiran melalui mata dan telinga. Sebab itu jagalah kekudusan mata dan telinga.

- Mulut/lidah: ucapan menggambarkan kepribadian, karena itu kendalikah lidah senantiasa. Berkata-katalah untuk membangun diri sendiri dan membangun orang lain.

- Tangan dan kaki: aktifitas manusia untuk bergerak dan berkerja akan banyak menggunakan tangan dan kaki, karena itu pergunakalah tangan dan kaki untuk berbuat sesuatu bagi kemuliaan Allah.

Mungkin rasanya berat untuk mewujutkan tubuh kita sebagi persembahan yang hidup kepada Allah, namun mulailah sekarang dan latihlah terus, tuhan akan menolong dan memberi kemampuan bagi kita untuk melakukannya.

“segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (filipi 4:13)


sumber: warta GKBP Bandung Pusat - 011109-