Kamis, 02 April 2009

Tuhan Pembela yang Setia.

Dalam sebuah museum ada sebuah peta kuno peninggalan seorang petualang patriotik yang amat berani menjelajah beberapa daerah yang dianggap sangat berbahaya. Peta itu sebelumnya telah dibawa dalama petualangannya menelusuri beberapa tempat menyeramkan. Dalam peta itu dia menandai daerah-daerah tertentu dan memberi komentar: di sini banyak berkeliaran ular berbisa... di daerah ini banyak kalajengking berbahaya..disini tempat beruang ganas menyeramkan..di pegunungan ini orangnya kasar, ganas dan kanibal. Banyak lagi keterangan-keterangan menakutkan sesuai pengalamannya dicantumkan dalam peta itu. Dengan penjelasan dalam peta itu, orang menjadi takut dan tidak mau pergi kesana. Suatu hari peta itu dibaca oleh seorang missionary dan meminjam peta itu. Atas seijin pihak museum, missionary itu mengcopy peta tadi dan dalam copy peta tersebut dia menandai daerah-daerah yang berbahaya tadi dengan tulisan : di sini ada Tuhan..didaerah ini kuasa Tuhan nyata..di sini berkat Tuhan menanti. Dia tertantang untuk pergi ke daerah-daerah tersebut untuk memberitakan injil. Dengan iman dan keyakinan yang teguh kepada janji Tuhan, missionary itu berangkat. Perkara luar biasa terjadi, kuasa Tuhan nyata.. meski banyak tantangan yang dialami, di daerah-daerah berbahaya itu banyak orang bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat.

Pengalaman hidup tidak selalu mulus seperti apa yang diharapkan. Barangkali ada pengaruh pengalaman buruk di masa lalu yang sulit utnuk dilupakan, sehingga berakibat pesimis menghadapi masa depan, seolah ada "bahaya" yang akan menghadang. Petiklah pelajaran kisah messionary di atas, walau tantangan berat, tetapi keyakinannya kepada Tuhan membuat dia kuat dan terus maju. Masalah sering datanganya dari diri kita sendiri dengan ketidak percayaan dan ketidaktaatan yang kita lakukan. Periksa dan telitilah hidup kita, berlakulah setia dan dan tetaplah taat. DIA tidak akan pernah meniggalkan kita, DIA tetap membela kita, DIA dapat diandalkan. Tidaklah penting fakta apa yang akan kita hadapi ke depan, yang penting adalah sikap kita untuk menghadapinya, karena itulah yang menentukan apakah kita berhasi l agau gagal. Terlebih penting lagi adalah :
Tuhan pembela kita yang setia.

sumber: warta jemaat GBKP Bandung Pusat (29 Maret 2009)