Jumat, 02 Oktober 2009

Paulus


Paulus nama aslinya adalah Saul, lahir di Tarsus (Turki) kira-kira 2 tahun sebelum Masehi. Karena Yesus lahir kira-kira tahun 6 SM, maka Paulus kira-kira berusia 8 tahun lebih muda daripada Yesus.

Ayahnya Paulus berasal dari suku Benyamin salah satu suku dari 12 suku Bani Israel. Meskipun ayahnya Paulus tinggal di negeri asing ia tetap melaksanakan hukum Taurat dengan cermatnya. Pada zaman Paulus, kota Tarsus merupakan kota dagang yang penting dan ramai karena sebagai kota perlintasan dari Timur ke Eropa pulang pergi. Pada masa itu kota Tarsus terdapat sebuah perguruan Yunani, sejumlah kuil dewa-dewi, gedung komedi, dan tempat-tempat hiburan lainnya yang sangat digemari oleh orang-orang Yunani.

Sejak muda Paulus sangat tertarik pada kebudayaan Yunani terutama pelajaran filsafat Yunani. Dengan demikian terkumpullah pada dirinya dua pengaruh, pertama pengaruh didikan hukum Taurat dari keluarga Yahudinya, kedua pengaruh kebudayaan Yunani yang berpengaruh luas di masyarakat kala itu. Mengenai ajarannya Paulus juga berguru pada Gamalil, seorang ulama Yahudi yang amat terkenal di Yerusalem.

Persinggungan pengaruh agama Yahudi dengan filsafat Yunani di masa itu adalah umum meliputi segenap masyarakat Yunani di Asia Barat dan Afrika Utara. Aliran filsafat Yunani yang amat berpengaruh ketika itu adalah aliran Stoa yang pantheistik menganggap Tuhan dan makhluk merupakan suatu kesatuan yang sama zat (substansi) nya dan hanya berbeda dalam penglihatan bentuk.

Synthese antara ajaran filsafat Stoa dengan ajaran agama Yahudi seperti kita lihat pada seharah filsafat terdapat pada filosof Yahudi Philo yang menganggap Logos dari Stoa sebagai semacam malaikat yang tertinggi alias Roh Kudus. Philo ini hidupnya antara tahun 25 SM hingga 50 SM, jadi satu masa dengan kehidupan Yesus dan Paulus.

Paulus bukanlah orang Nazareth dan bukan pula orang Yerusalem. Ia bukanlah orang yang sejak muda kontak dengan lingkungan Yesus. Dan memang Paulus bukanlah murid Yesus, juga bukan pula pengikutnya, baik di Yerusalem maupun di Nazareth. Dia belum pernah bertatap muka dengan Yesus, meskipun ada kemungkinan dia pernah melihatnya dari kejauhan. Bible sendiri mencatat Paulus merupakan musuhnya pengikut-pengikut Yesus dan ia bertindak sangat kejam sekali kepada mereka. Tidak diceritakan apakah paulus terlibat dalam upaya penangkapan untuk menyalib Yesus atau tidak.

Paulus hingga matinya tidak pernah menikah dan badannya kurang sehat. Tetapi paulus adalah seorang pembicara (orator) yang baik sekali, apalagi ditambah pengetahuan yang begitu mendalam tentang agama-agama Hellenisme (Kisah 2:39, Kisah 25:1-12).

Dalam surat-surat yang ditulis oleh Paulus, sangat jelas bahwa Paulus beraliran filsafat Stoa. Dr. Von Platen dalam bukunya "Sejarah Filsafat Barat" dengan tegas mengatakan bahwa ajaran Paulus sangat dipengaruhi filsafat filsafat klasik Yunani terutama dari mazhab Stoa. Dalam khotbahnya yang terkenal di Areopagos Athena, Paulus mengutip kata demi kata dari penyair Stoa yang terkenal yaitu:

Aratos (yang dikutip juga oleh Paulus dan tercatat dalam Kisah 17:28) "Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu.."

Menurut Von Platen dan cendekiawan Barat yang netral maka ajaran Paulus tentang Tuhan dan makluk-makhluk adalah berasal dari ajaran Teleologi1 dari mazhab Stoa yang pantheistik itu (1 Korintus 12:12-272)

Ajaran Paulus sendiri sangatlah jelas bertentangan dengan ajaran Yesus, yakni.

Yesus selalu mementingkan dalam khotbah-khotbahnya bahwa akan kedatangan Kerajaan Allah yang akan datang. Sedangkan Paulus menitikberatkan pada kedatangan kembali Yesus yang kedua.

Yesus tidak pernah membicarakan tentang dosa warisan, sedangkan Paulus mengajarkan dosa warisan (Roma 5:12).

Yesus mengajarkan tentang pengampunan dari Tuhan atas dasar tobat yang sungguh-sungguh, sedangkan Paulus menyandarkan pengampunan Tuhan pada penyaliban Yesus sebagai penebus dosa

Yesus tetap mengakui hukum Taurat (Matius 5:17-18), sedangkan Paulus menyatakan hukum Taurat telah mati dan digantikan oleh iman kepada penyaliban Yesus sebagai penebus dosa (Roma 3:21-28, Roma 7:4-6).

Yesus hanya mengajarkan Injil hanya untuk bani Israel (Matius 10:5-6 dan Matius 15:24-26), sedangkan Paulus mengajarkan pada non-Yahudi (Kisah 13:46 dan Kisah 14:27).

Yesus meneruskan hukum wajib untuk khitanan, sedangkan Paulu tidak mewajibkan khitanan (Roma 3:30).

Kamis, 14 Mei 2009

7 Perkataan Yesus di Kayu Salib

Perkataan pertama - ucapan pengampunan
Lukas 23:34
Yesus berkata: 'Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.' Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.


Perkataan kedua - ucapan keselamatan
Lukas 23:43
Kata Yesus kepadanya: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.'


Perkataan ketiga - ucapan kasih
Yohanes 19:26
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: 'Ibu, inilah, anakmu!'

Yohanes 19:27
Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: 'Inilah ibumu!' Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.


Perkataan keempat - ucapan penderitaan rohani
Matius 27:46
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: 'Eli, Eli, lama sabakhtani?' Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?'

Markus 15:34
Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: 'Eloi, Eloi, lama sabakhtani?', yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?'


Perkataan kelima - ucapan penderitaan jasmani
Yohanes 19:28
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia-supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci-:'Aku haus!'


Perkataan keenam - ucapan kemenangan
Yohanes 19:30
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: 'Sudah selesai.' Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.


Perkataan ketujuh - ucapan penyerahan.
Lukas 23:46
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: 'Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.' Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.


Perkataan pertama s/d ketiga diucapkan oleh Yesus Kristus antara jam 09:00 hingga tengah hari sekitar jam 12:00 kemudian gelap gulita selama tiga jam hingga jam 15:00 baru disusul empat perkataan terakhir.

Kamis, 02 April 2009

Tuhan Pembela yang Setia.

Dalam sebuah museum ada sebuah peta kuno peninggalan seorang petualang patriotik yang amat berani menjelajah beberapa daerah yang dianggap sangat berbahaya. Peta itu sebelumnya telah dibawa dalama petualangannya menelusuri beberapa tempat menyeramkan. Dalam peta itu dia menandai daerah-daerah tertentu dan memberi komentar: di sini banyak berkeliaran ular berbisa... di daerah ini banyak kalajengking berbahaya..disini tempat beruang ganas menyeramkan..di pegunungan ini orangnya kasar, ganas dan kanibal. Banyak lagi keterangan-keterangan menakutkan sesuai pengalamannya dicantumkan dalam peta itu. Dengan penjelasan dalam peta itu, orang menjadi takut dan tidak mau pergi kesana. Suatu hari peta itu dibaca oleh seorang missionary dan meminjam peta itu. Atas seijin pihak museum, missionary itu mengcopy peta tadi dan dalam copy peta tersebut dia menandai daerah-daerah yang berbahaya tadi dengan tulisan : di sini ada Tuhan..didaerah ini kuasa Tuhan nyata..di sini berkat Tuhan menanti. Dia tertantang untuk pergi ke daerah-daerah tersebut untuk memberitakan injil. Dengan iman dan keyakinan yang teguh kepada janji Tuhan, missionary itu berangkat. Perkara luar biasa terjadi, kuasa Tuhan nyata.. meski banyak tantangan yang dialami, di daerah-daerah berbahaya itu banyak orang bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat.

Pengalaman hidup tidak selalu mulus seperti apa yang diharapkan. Barangkali ada pengaruh pengalaman buruk di masa lalu yang sulit utnuk dilupakan, sehingga berakibat pesimis menghadapi masa depan, seolah ada "bahaya" yang akan menghadang. Petiklah pelajaran kisah messionary di atas, walau tantangan berat, tetapi keyakinannya kepada Tuhan membuat dia kuat dan terus maju. Masalah sering datanganya dari diri kita sendiri dengan ketidak percayaan dan ketidaktaatan yang kita lakukan. Periksa dan telitilah hidup kita, berlakulah setia dan dan tetaplah taat. DIA tidak akan pernah meniggalkan kita, DIA tetap membela kita, DIA dapat diandalkan. Tidaklah penting fakta apa yang akan kita hadapi ke depan, yang penting adalah sikap kita untuk menghadapinya, karena itulah yang menentukan apakah kita berhasi l agau gagal. Terlebih penting lagi adalah :
Tuhan pembela kita yang setia.

sumber: warta jemaat GBKP Bandung Pusat (29 Maret 2009)

Senin, 30 Maret 2009

Jawaban Doa

Seorang bapak mengumpulkan anak-anaknya yang masih remaja untuk bertanya apa kebutuhan mereka. Pertanyaan ditujukan mulai dari anak bungsu. Anak bungsu ingin membeli pisau tajam. Rupanya anak bungsu ini merasa memiliki musuh di sekolah. Dengan senjata tajam yang dimiliki dia mereasa aman dan dapat melindungi dirinya. Lalu anak ke dua berkata mau dibelikan sepeda motor model terbaru. Alasannya dia ingin mengendarai sepeda motor ke sekolah. Juga dia merasa bhwa dengan sepeda motor itu akan dapat bersenang-senang di jalan dengan kecepatan tinggi. Dengan demikian dia merasa akan dapat menjadi bahan perhatian orang. Terakhir datanglah anak sulung ke hadapan ayahnya. Dengan merendah dan suara sayup anak sulung mengutarakan, ”Kalalu ayah sedang punya uang, saya ingin debelikan sebuah tas sekolah , karena tas yang sekarang sudah agak rusak”. Ayahnya berkata akan berpikir-pikirdulu . nanti sehabis makan malam akan diberitahu keputusannya disetujui atau tidak. Sehabis makan malam sang ayah berkata kepada anak bungsu:TIDAK. Permintaan ini tidak akan dikabulkan karena tidak pantas memikili senjata tajam bagi anak-anak, apalagi ingi dugunakan untuk melindungi diri, keinginan ini dapat mendatangkan celaka. Kepada anak keduanya ayah berkata: TUNDA, permintaan anank ini memang datap diterima, tetapi belum sekarang karena anaknya belum cukup umur dan belum berhak mendapatkan SIM dari polisi, jadi tunggu sampai saat yang tepat. Kepada anak sulung ayah berkata:OKE SETUJU. Permintaan ini sangat pantas. Ayahnya berkata, ”Besok pulang dari seolah akan segera dibelikan tas sekalian dengan sepatu baru...”

Permintaan kita dalam doa kepada Tuhan sering tidak patut dan di luar dari apa yanbg kita butu. Karena itu Allah tidak akan mengabulkannya. Juga sering keinginan kita belum waktunya , karena itu Alla berkata: tunggu, nanti pada saat yang tepat akan diberikan. Karena itu kita harus bersabar. Tunggulah saat yang tepat bagi Tuhan. Tetapi yang paling indah adalah bila keningan kita sesuai dengan kehendak Allah...permintaan kita akan dikabulkan. Allah tahu apa yang paling tepat dan cocok untuk kita. Karena itu marilah kita selaraskan keninginan kita dengan kehendak Tuhan. Kita perlu untuk selalu peka tehadap apa sebetulnya kehendak Allah bagi kita masing-masing. Marilah kita merendahkan hati dalam mengutarakan keinginan kepada Allah.

(”Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya”--- 1 Petrus 5:6).

sumber: momo GBKP BanPus

Minggu, 29 Maret 2009

Syalom!!

Salam Damai,
Semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan Yesus Kristus, dimanapun kita berada.

Haleluya, blog ini dapat tercipta. Blog ini milik permata sukajadi, salah satu permata sektor yang ada di bawah permata Pusat GBKP Bandung Pusat. Adapun "Permata" adalah nama komunitas anak muda untuk Gereja Batak Karo Protestan.

Semoga blog ini bermanfaat bagi semuanya.Amin...!!

klik: facebook permata sukajadi